logo pt benaya visi teknologi

6 Jenis Ancaman Cyber Security Berbahaya dan Solusinya

Benaya - Featured Image Post (2)

Era digital yang semakin maju menghadirkan berbagai kemudahan, tetapi juga membawa tantangan baru yang tidak bisa diabaikan. Salah satunya adalah ancaman cyber security. Dalam dunia yang terhubung secara global, ancaman terhadap keamanan siber terus berkembang, bahkan menjadi lebih kompleks dan berbahaya.

Ini sebabnya, perluas wawasan Anda di sini mengenai keamanan siber, berbagai jenis ancaman cyber security yang sering terjadi, dan solusi efektif untuk proteksi diri dan organisasi dari serangan.

Jenis-Jenis Ancaman Cyber Security

Jenis-Jenis Ancaman Cyber Security

Sumber gambar: Unsplash

Ancaman siber adalah berbagai bentuk aktivitas yang bertujuan mengganggu, merusak, maupun mengeksploitasi data, jaringan, atau sistem komputer. Aksi ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya, pencurian data, malware, phishing, serta ransomware.

Sekarang mari perluas wawasan Anda dengan mengenali jenis-jenis ancaman siber di Indonesia:

1. Malware

Malware atau malicious software mengacu pada perangkat lunak perusak yang sering kita sebut virus yang mampu mencuri data atau menghancurkan sistem komputer.

Contoh malware yang umum ditemui adalah worm, virus Trojan, spyware, adware, dan ransomware.

2. Ransomware

Ransomware merupakan jenis malware yang memanfaatkan enkripsi agar pemilik tidak bisa lagi mengakses aplikasi, data, informasi, dan file-file penting lainnya.

Tujuan pelaku dalam menyandera aset penting tersebut untuk memeras korban, biasanya meminta sejumlah uang, agar pemilik dapat mengakses file penting itu kembali.

Sampai saat ini, ada 1,7 juta serangan ransomware setiap hari, yang berarti setiap detik terjadi 19 serangan ransomware. Pada tahun 2023, organisasi di seluruh dunia mendeteksi adanya 317,59 juta upaya serangan ransomware.[1]

Jenis ransomware sendiri cukup banyak, antara lain encrypting ransomware, non-encrypting ransomware, encrypting web server, mobile ransomware, screen lockers, dan sebagainya.

3. Phishing

Contoh ancaman cyber yang membidik banyak masyarakat awam sebagai korbannya adalah phishing.

Tindak kejahatan siber ini mengacu pada upaya untuk mencuri informasi sensitif, seperti username, password, nomor kartu kredit, informasi rekening bank, atau data penting lainnya milik korban untuk dimanfaatkan atau informasinya dijual.

Di Indonesia sendiri, ada sekitar 164.131 kasus phising sepanjang 2022, yang terbanyak berasal dari email pribadi, yakni 59.210 kasus.[2]

Biasanya korban akan dipancing untuk mengeklik suatu tautan yang seolah-olah dari sumber resmi, seperti badan hukum, marketplace, sampai teman dekat.

4. Password Attack

Seperti yang kita ketahui sampai saat ini sistem komputer masih mengandalkan autentikasi username dan kata sandi sebagai bentuk keamanan digitalnya. Jadi password attack merupakan metode ancaman cyber security di mana pelaku berupaya memperoleh akses ilegal pada suatu sistem atau jaringan dengan membobol password pemilik aslinya.

5. DoS (Denial of Service)

Serangan DoS (Denial of Service) adalah upaya untuk mengganggu atau mematikan suatu server, layanan, atau jaringan sehingga tak dapat menjalankan fungsinya secara normal sebagaimana biasa. 

Caranya adalah dengan mengirim banyak permintaan secara ilegal sehingga target menjadi lambat, tidak responsif, sampai pengguna sama sekali tidak dapat mengaksesnya lagi. Akibatnya situs web menjadi lumpuh, layanannya terganggu, dan pada akhirnya pemilik harus menanggung kerugian finansial, bahkan bisa kehilangan reputasi.

Salah satu serangan DDoS paling terkenal terjadi pada bulan Februari 2020, yang berdampak pada Amazon Web Services (AWS), layanan cloud computing yang digunakan oleh lebih dari satu juta perusahaan, individu, dan badan pemerintah.[3]

6. Man in the Middle (MITM)

Pada serangan siber ini peretas “memosisikan” diri saat pengguna (korban) menggunakan suatu aplikasi untuk menguping maupun menyamar sebagai salah satu pihak. Dengan begitu korban tanpa curiga membagikan informasi rahasianya.

Tujuan pelaku umumnya adalah mencuri informasi pribadi, seperti username dan password untuk login, detail akun, dan nomor kartu kredit. Target pelaku kebanyakan adalah pengguna aplikasi keuangan (m-banking, e-banking, dompet digital, dan lain-lain), situs e-commerce, dan situs web lain yang mengharuskan login.

Selanjutnya, informasi yang diperoleh digunakan untuk pencurian identitas, transfer dana secara ilegal, atau perubahan password untuk menguasai akun korban.

Bagaimana Cara Mencegah Ancaman Cyber Security?

Bagaimana Cara Mencegah Ancaman Cyber Security?

Sumber gambar: Unsplash

Memasang IT security adalah satu-satunya solusi untuk melindungi data dan sistem dari ancaman siber yang semakin kompleks yang dapat merusak infrastruktur teknologi, mencuri informasi sensitif, dan menyebabkan kerugian finansial.

Jenis-jenis IT security ini pun sangat beragam, yaitu network security, internet security, endpoint security, cloud security, dan application security.

Silakan konsultasikan kebutuhan IT security Anda kepada kami, Benaya, yang menyediakan perlindungan digital paling kompeten untuk mendeteksi dan mengantisipasi ancaman cyber security bisnis Anda sebelum serangan terjadi.

Dengan begitu kerahasiaan data perusahaan Anda dapat tetap terjaga serta serta memastikan kelangsungan operasional bisnis demi membangun kepercayaan pelanggan.

,
Febriyanto Prasetya
- IT Security

Artikel Lainnya

Start chat

Nama *
Nomor HP *
Pesan *